MASALAHNYA memang hanya seekor anjing. Tepatnya, cuma bangkai seekor anjing. Saya melihatnya lima hari lalu di badan jalan raya tepat di depan pertokoan Palm Spring, Batam Centre. Pagi itu, bangkainya masih segar. Punggungnya terkelupas sempurna. Tapi sepintas saya lihat dagingnya masih utuh. Tentu saja merah, berdarah. Sebagian darah itu ada yang tercecer di jalan. Saya perkirakan mungkin tak sampai sejam sebelumnya ada roda mobil yang menggilasnya. Kecelakaan biasa. Korbannya pun hanya seekor anjing.
Hari-hari berikutnya, setiap kali saya memacu motor menuju kantor di Graha Pena, Batam Centre bangkai anjing itu masih di sana. Saya tak sengaja merekamnya sebagai potongan-potongan gambar komik di benak. Tiap panel yang berubah adalah warna merah yang perlahan berganti ke coklat lalu hitam.
Saya tidak tahu apakah sudah ada bau busuk yang tercium. Kalau pun ada pasti tidak ada yang peduli, karena jalan itu dilalui oleh kendaraan yang dikebut tinggi. Itu bukan jalan untuk pejalan kaki. Pasti juga bukan tempat khusus untuk penyeberangan anjing.
Hingga tadi malam saya lihat bangkai anjing itu masih ada di sana. Tidak tepat di tempat semula. Bangkai anjing itu sudah disisihkan ke luar badan jalan. Paling hanya berjarak dua meter dari tempatnya tergilas. Saya tidak tahu apakah sudah mulai ada belatung di bangkai anjing itu. Mestinya ada, paling tidak telurnya sudah ada sebelum menetas jadi larva. Ini proses alamiah bukan? Bakteri pengurai pasti sudah bekerja menyempurnakan siklus kehidupan.
Tapi masalahnya memang hanya seekor anjing. Tepatnya bangkai seekor anjing. Saya, dalam lima hari ini ini, memendam serampaian pertanyaan sendiri: Tidak adakah pejabat Dinas Pasar dan Kebersihan kota ini yang melihat bangkai anjing itu? Lalu ia memerintahkan petugas untuk membuangnya ke tempat yang semestinya? Tidakkah si penabrak risau melihat anjing yang ditabraknya itu masih di sana? Pasti ia lewat di jalan itu lagi, dan pasti ia melihat bangkai anjing itu.
Masalahnya memang hanya seekor anjing. Seandainya ada seribu ekor bangkai anjing yang bertebaran di sepanjang jalan-jalan utama di kota ini, dan setelah lima hari belum juga dibersihkan, maka saya tentu boleh curiga ada yang sangat tidak beres pada instansi bernama Dinas Pasar dan Kebersihan Kota Batam.
Ya, masalahnya memang hanya seekor bangkai anjing. Seandainya bangkai anjing itu adalah manusia, pasti saya tidak harus menulis gerundelan ini.***