igal: lalu kita menari binal, dengan getar yang tak tunggal,
     dalam gerak yang janggal, bagi berahi yang makin gatal.
     "Siapa yang menyelusupkan nafsu ke tubuhmu?" setelah
     saling memasuki, kita bertukar kata kunci, tak sempat
     mengatur duga, apalagi mengulur tunda...
ilu: dan jauh di ujung, guha paling relung, jiwa hampir hampa,
     kau dengar ada sinandung? "Itu, nada-nada sembilu,
     menusuk pilu, ngilu pada hatiku, terasa hingga ke hulumu."
ilai: maka gelak itu kian memekak, tawa itu ha ha berjuta ha ha,
     tapi kita tak sempat mendengar, debur itu semakin hingar.
indarus: kita senantiasa cuma hewan aduan yang kalah,
     pada pertarungan culas yang tak menyediakan kemenangan.
     mereka bertaruh, kita bertukar peluh. mereka bertepuk,
     kita semakin rasuk. Mereka tertawa, kita baru sadar,
     "ah, betapa bodohnya, betapa bodohnya..."