lihat, dia kini sangat betah berdiri di tembok
depan stasiun kereta, dimana sebuah kalender
terpajang sudah. Sebuah kalender baru yang
seluruh nama harinya adalah tanda tanya, dan
seluruh tanggalnya hanya nol atau titik saja,
"Aku jadi tahu kini, kapan harus memulai dan
mengakhiri segalanya," katanya. Tahun dan
bulan sudah lama tak lagi ia perhitungkan.
Seorang pembaca di Brunei mengirim email ini:
Hasan, makasih buat renungannya (saya ndak katakan ini puisi atau apapun namanya). Sungguh bagi saya ini hal yang menyentuh hati dan membuka jiwa. Boleh kirim lebih sering ya. Juga yang Hasan kirim sebelumnya menyentuh hati. Insya Allah kita dapat dipahamkan dgn apa yang tertulis.
Salam dari Brunei,
HAN-17