Sajak Pablo Neruda
Ketahulilah, padamu aku cinta, dan aku tak cinta,
sebab segala yang hidup senantiasa bersisi dua,
seucap kata adalah sebelah sayap kebisuan,
dan pada api, setengahnya adalah kesejukan.
Karena mesti kumulai cinta, maka aku cinta kau
memulai lagi apa yang jadi tak berhingga
dan tak akan pernah berhenti kucintai kau:
itu sebab mengapa cinta dulu belum lagi cinta
Aku cinta kau, dan aku tak cinta, bagai kugenggam
anak-anak kunci: membuka pintu kegirangan nanti,
dari takdir malang, takdir yang centang-perenang
Dua napas cintaku, sebab harus kucintai engkau:
itu sebabnya aku mencintaimu, saat aku tak cinta,
dan aku mencintaimu, juga saat aku mencintai.