KAU adalah luka di punggungku. Sayat sakit
itu seperti lembut tanganmu, sepanjang malam
mengelusku, dan aku tak mau tidur.
KAU adalah luka di dahiku. Aku
memperlama lafaz doa dalam sujudmalamku,
menikmati makin parah perih itu.
KAU adalah luka di lidahku. Tiap
kali terasa sakitnya, aku seperti
sedang dipaksa menyebut namamu.
KAU adalah luka di telapak tanganku.
Aku menadah darah sendiri, agar tak
ada orang tahu ada luka di situ.
KAU adalah luka di dua kakiku.Luka
bekas kulepas besi belenggu, yang kini
tak lagi menahanku mengejar menemukanmu.
KAU adalah luka di hatiku. Aku menunggu
kelak kau bertanya, "dengan apa kusembuhkan
luka itu?" Dan kujawab, "lukai saja lagi aku!"