AKU lihat, lelaki muda - membangun rumah kecilnya,
agar tak lagi menumpang hidup bersama orangtua,
"Ini kayu-kayu sisa," katanya. Istrinya berdiri tak jauh
dari sana, menggendong anak perempuan mereka,
di tengah sepetak cabai merah yang lebat buahnya.
Lelaki muda dan istrinya, mereka punya ijazah sarjana,
tapi tegas menolak dimintai sogokan tes pegawai negara.
*
AKU lihat, lelaki penuh usia - menghitung buah kelapa,
memuatnya ke truk bak terbuka. "Ini mau saya antar
ke kota, ke pedagang pasar langganan saya," katanya.
Truk pikap itu disetir oleh anak muda, sebaya anak
bungsunya - sebaya dengan usia pohon-pohon kelapa
yang ia tanam setelah menaklukkan rawa - tanpa pernah
meminta bantuan dari anggaran pembangunan negara.
Lelaki penuh usia - ia punya cara agar tidak hanya
bisa menggerutu dan menyalahkan negerinya: Indonesia.
*
AKU lihat nelayan belia merajut robek jala. Menambal
rekah papan perahunya. Menera timbangan kuningan.
Istrinya menemaninya bercakap-cakap tentang harga
solar, dan suku cadang mesin tempel, sambil mengikat
tungkai dan sapit kepiting, dan menyiang kepala udang.
Mereka berbincang tentang rekening tabungan di BRI
unit desa - simpanan untuk masuk sekolah anak mereka.
Keluarga nelayan belia - ikut mempersiapkan masa dengan
negerinya dengan jalan sendiri, cara yang sederhana.
*
AKU lihat sekelompok anak muda - sedang belajar bisnis,
menggarap proyek pertama: pameran kuliner Indonesia,
di Balai Kota. "100 stan sudah terisi semua. Ah, negeri
kita memang alangkah kaya," kata mereka, sambil
menghitung berapa laba yang bisa mereka sisihkan, untuk
proyek bisnis mereka selanjutnya: Ekspo Batik Nusantara.
Mereka pemuda - kelak mereka akan menjadi pengusaha yang
membuat banyak tempat kerja bagi tenaga baru di negerinya.
*
AKU lihat sehimpun mahasiswa menggelar debat calon
legislatif di stasiun televisi lokal. "Agar rakyat
tahu siapa calon anggota DPRD yang punya misi dan visi,
tak sekedar cari muka dan cari makan di lembaga negara,"
kata salah seorang dari mereka.
Sehimpun mahasiswa - sedang belajar dan mengajari diri
mereka sendiri, bagaimana menghidupkan api demokrasi.
*
AKU lihat guru muda - mengajar murid kelas 4 SD-nya.
Ia suka bergurau agar pelajaran rumit tersampaikan
dengan gembira. Ia baru saja lulus tes pegawai -
setelah menjadi guru honor, beberapa tahun lamanya.
Guru muda - ia lihat masa depan negerinya di mata
murid-muridnya, dan di papan tulis di depan kelasnya.
*
AKU lihat animator di studio menggarap adegan film
pesanan produser dunia. Aku lihat jurnalis muda
melaporkan korban bencana. Aku lihat penulis teks
iklan mencari cara bagaimana sebuah merek dibesarkan.
Aku lihat wiraniaga di kios penjual isi ulang pulsa.
Aku lihat fotografer muda. Aku lihat petinju berlatih.
Aku lihat penyair meresitalkan sajaknya. Aku lihat
sekelompok orang memperdebatkan sastra.
Aku lihat montir-montir merawat mesin sepeda motor.
Aku lihat para editor buku menyunting naskah. Aku
lihat kru maskapai udara mempersiapkan keberangkatan.
Aku lihat, komisi pemilihan mempersiapkan perhelatan.
Aku lihat negeriku: Indonesia semakin giat bekerja!