kau lembingkan mata ke angka kosong angkasa
tertikam pada jantung kelelawar betina
sepotong bulan matang sekuning belimbing
malam belum beri embun ke kaca jam
angin laut anambas bikin kening kering
berdua dengan pelabuhan kau berebut diam
tadi petang kau datang cuma mau antar bimbang
dari pelantar kau angkat tunjuk ke cengkeh di seberang
kau bilang, bertahun-tahun terlantar tak berbunga
aku bagai dengar kalimat lain, "apa? tak berguna?"
ada tiang dan bendera partai di ujung dermaga
kau ingat bunga raya bagi sepasang pengantin jepang
ke kedai kopi dulu, menunggu kapal ke ranai, ke jemaja,
nanti bila kau kembali apa ada spanduk selamat datang?
kau tembuskan pandang ke gelang gelombang
renung terumbu, renang sebarisan ikan karang