Friday, January 11, 2008

[Pencerahan # 018 dari 365] Puisi dalam Keindahan

PENYAIR Muda berjalan bersama Penyair Guru. Di sepanjang jalan kecil itu, Penyair Guru kadang-kadang terlihat tersenyum. Kadang-kadang ia berhenti sebentar, menatap pada suatu titik kosong di udara. Lalu ia berjalan lagi sambil menghirup nafas lebih dalam.

"Beri aku pelajaran puisi, Penyair Guru. Di manakah letak keindahan di dalam puisi itu?" pinta Penyair Muda.

Tapi, Penyair Guru seakan-akan tak mendengar pemintaan itu. Ia terus berjalan, sesekali berhenti sejenak, tersenyum, menghirup nafas dan berjalan lagi.

"Penyair Guru, apakah yang menjadikan sebuah puisi itu indah?" tanya Penyair Muda.

"Kenapa kau mencari keindahan di dalam puisi? Kenapa kau tidak mencari puisi di dalam keindahan? Apakah tidak kau perhatikan keindahan di sepanjang jalan kita ini? Keindahan pada bunga kecil yang mekar di antara rumput yang tinggi? Keindahan pada kupu-kupu kecil yang terbang dan hinggap di bunga kecil tadi?" jawab Penyair Guru.