ADA kupu-kupu ungu, bermain dengan teman-angin.
Angin mengejarnya, angin ingin mencuri ungunya.
Ia sembunyi di ungu kembang. Angin pura-pura tak
melihatnya, dan berlari ke sebuah jendela. Di sana
ada seorang lelaki yang mahir bermain piano. Ia sedang
menyusun sebuah lagu. "Wah, ini wangi kembang apa, ya?"
Tiba-tiba tangannya memainkan nada-nada gembira.
Kupu-kupu ungu seperti kenal dengan nada itu, nada yang
pernah ia dengar ketika ia hendak keluar dari kepompong.
*
"HEI, kamu tadi sembunyi di mana?" tanya teman-angin,
ia pura-pura tidak tahu, mengejutkan kupu-kupu ungu.
Kupu-kupu tertawa lalu terbang secepatnya, meninggalkan
jejak ungu di udara. Ia sembunyi di ungu lembar langit senja.
Angin pura-pura tak melihatnya. Ia hinggap di taman
menggoyang-goyang dahan bougenvil di dekat bangku.
Di sana ada seorang lelaki yang sedang menulis puisi cinta.
"Hei siapa yang menggugurkan bunga-bunga ungu ini, ya?"
Tiba-tiba tangannya bergerak menuliskan bait-bait manis.
Kupu-kupu ungu seperti tahu sajak itu bercerita tentang apa.