KUKIRA telah kutulis sebuah
puisi, pada selembar sepi
yang robek pada suatu pagi.
Tapi, suara matahari yang tajam
membantah kami, "Bukan!
Yang kalian duga-duga itu,
bukan puisi. Hanya terjemahan
dari perih rindu, hati pilu..."
KUKIRA telah kulayarkan seperahu
puisi, pada segenang darah yang
ngalir dari luka ke luka-luka.
Tapi, wangi nganga daging
menertawakanku: "Hei, Engkau!
Jika benar-benar ingin berduka,
nyebur saja ke dada badai kami!"
Jul 2003