BAHASA Bapa Adam dan Bunda Hawa
BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa
apa, wahai puisi? Tak kan kujawab engkau, katanya.
SEBAB mereka bicara dalam bahasa hati yang sungguh
peka, memaknai setiap sakit setiap ingin setiap rasa
setiap benda. Lalu menandainya dalam ucap dalam
ingat dalam suara. Saat itulah tercipta kata. Kata yang
terucap hati yang tertangkap hati yang dimengerti hati.
Ya punca semua kata adalah hati. Lalu alam membuka
diri lalu alam minta dipelajari.
BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa
apa, wahai puisi? Tak kan mengerti engkau, katanya.
SEBAB mereka bicara dengan bahasa rasa. Dan apa
perlunya kata jika ia hanya mewujudkan itu dan ini,
padahal hati masih dekat dengan mata, tak perlu
perantaraan kata. Ketika Adam melihat langit, mata
Hawa menemukan langit yang sama. Ketika Adam
menapak bumi, kaki Hawa memijak tanah yang sama.
Ketika Hawa merasakan dingin malam, tubuh Adam
menginderai dingin yang sama. Itulah bahasa pertama.
Bahasa yang kini kita kehilangannya. Bahasa yang tak
memerlukan kamus kosa kata.
BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa
apa, wahai puisi? Baiklah dijawabnya saja engkau:
Mereka bicara dalam Bahasa Adam dan Hawa.
Apr 2003