Bermain Rumah Denganmu
ini batas rumah kita, ujarmu, lalu kubuat garis di atas pasir
itu, jadilah denah rumah, dan tanganmu dengan kelincahan
yang selalu kukagumi menambahkan garis-garis lengkung
tanaman berbunga, di sini petunia, ujarmu, lalu alamanda,
dan difens, dan coleus, serta warna-warni begonia
ini kamar tidur kita, ujarmu, lalu kau sketsakan lelap tidur kita di
sana, kau imajikan warna, desain ruang, dan aroma melati
yang semerbak lewat jendela, dan sedepa dari sana kau
tanam wangi kenanga
lalu kau lingkarkan kurva melingkupi kau aku dan gambar
rumah kita, dan kau minta aku mengeja nama kita di pasir
itu, juga nama anak-anak kita yang telah lama kau reka
ketika laut mulai pasang, angin menggiring tangan-tangan ombak.
tiap deburnya sejangkal lebih dekat ke pantai bermain kita
kau cemas, tapi apa kata senja? terimalah ombak itu
karena ia akan mengabadikan rencana-rencana
menjelang mei1996