1. ADA seseorang yang entah di mana, dia melihat kebun binantang langit, dan awan-awan adalah hewan jinak yang lucu. Apakah kau melihat langit dan awan-awan itu juga? Di jendelaku, langit seperti kanvas di sudut kamar, lukisan yang gagal. Dan awan adalah bercak-bercak lumpur besar, atau gagak yang menabrakkan diri ke dinding kaca gedung besar.
2. Ada seseorang yang entah di mana, dia yang melihat seorang karyawan dan seorang karyawan lain, bergunjing tentang seorang karyawan lainnya. Siapa yang sedang sendiri engkau gunjingkan? Pasti itu bukan aku. Aku adalah beban nama yang mudah sekali terlupa. Sedang sepi di kamar ini pun tak mengakui bahwa aku ada, apakah lagi membicarakanku.
3. Ada seseorang yang entah di mana, dia melihat anak-anak kecil bermain, berkejar-kejaran dengan bayangan mereka sendiri. Kita belum sepakati, kau adalah bayanganku? Atau aku adalah bayanganmu? Kita saling membayangi, dan lalu jauh lari. Aku tak mengejar engkau. Dan engkau tak mengejar aku. Jarak pun gembira bersorak!
4. Ada seseorang yang entah di mana, dia melihat seekor burung dan seekor burung lainnya terbang, saling susul. Lalu dedaunan menyembunyikan mereka, seperti sapu tangan tukang sulap di sebuah pertunkan sirkus yang pernah kita tonton. "Aku ingin, kita hilang," katamu, dulu. "Lalu kita menjelma jadi sepasang orang lain, dengan cinta yang sama," kataku. Engkau, amat ragu, mengiyakannya. Dan aku tidak memaksa.
5. Ada seseorang yang entah di mana, dia melihat gubuk kayu di samping musala yang juga kayu dan disekitari oleh sehamparan sawah. Kalau misalnya kita tersesat juga ke sana, itu bukan tersesat namanya. Itu seperti terdampar di sebuah surga. Aku akan betah saja. Tapi, kau? Kau ingin Tuhan mengutuk dan mengusir kita. Itu sebabnya kau begitu ingin berdosa.