SEPERTI mendung yang ragu, kelam serawan kuah rawon. "Di langit seperti itu, kami ada sebagai apa?" tanya ganih kecambah dan telur asin, sebelah.
Sepunjung sendok kopi sambal sudah kutambah, memenuhi janji lidah, pedas yang nyaris membuat selera kita murtad dan terus menyembah.
Ah, betapa ingin kukenali menu tua, sarapan ini. Ah, tapi betapa asing laparku sendiri, lapar yang mengoranglainkan aku sendiri.