WAKTU itu gula-gula getah, lelah kukunyah, lengket di langit-langit. Aku lupa, semanis apa dulu ia, saat ke lidahku kau mengecupkannya
WAKTU itu lebah madu, mengira mataku bunga, ia hisap airmata di situ. Airmata itu? Masihkah ia manis dan kau menyimpannya di tangismu?
WAKTU itu selusin pensil kelir. Kau memberiku sebuku buku gambar. Kau minta aku menggambar pelangi, panjang, hingga halaman akhir
WAKTU itu sekantong kata yang labil, kita seperti sedang main skrabel. Berbincang dengan kalimat acak, ingin yang tak terlacak