Rumah Bagi Bapa Adam dan Bunda Hawa
ADA bukit di teluk teduh telaga, bukit hangat bercahaya,
di dalamnya interior guha, rumah yang megah bagi Adam-Hawa.
Ada  sekat dan tiang-tiang batu, ruang kamar,  rasa yang samar,
ada ruang keluarga yang kosong membaca diri dan semesta alam.
Ada  sungai kecil mengalilr di dasarnya, membasuh lusuh tubuh,
memulih letih rintih, menyamarkan alir air mata. Gemericik musik.
Ada  pintu yang tak pernah tertutup, jendela yang tak pernah
terkatup, cahaya tak redup, diluar - didalam: tumbuh semua hidup. 
Ada perabot batu ditatah waktu. Yang tak usang tak terganti 
yang selalu serasi diri, seperti tumbuh dari tubuh subur bumi. 
Ada rumah bagi Adam-Hawa. Rumah yang kelak menjadi
tempat pulang, ketika disergap rindu pada damai surga.
Apr 2003