Menulis sajak atau membina sebuah persajakan adalah membangun satu lingkungan bahasa. Sajak menyaring siapa yang bisa masuk ke lingkungan bahasa yang terbangun itu. Semakin luas lingkungan yang terbangun dari sebuah sajak atau dari sebuah persajakan seorang penyair, semakin baik sajaknya, semakin banyak pembaca teraih.
Tapi, bukan keluasan lingkungan, atau banyaknya pembaca terangkul yang menjadi ikhtiar utama seorang penyair ketika menyajak. Tugas utama penyair adalah membangun lingkungan bahasa tadi, seunik-uniknya. Sesegar-segarnya. Itulah imbal jasa penyair pada bahasanya. []