Kau yang mengunci sunyiku, kau yang tahu apa yang paling kutakuti: keberanian menumbuhi kau, sebagai benih yang tak akan berbuah padamu.
Ladang itu: hati pagiku, tangan siangku, mata petangku, tubuh malamku. Ladang itu: tugal tangisku, tadah hujan airmataku.
Aku seperti menunggu saat meminang: dengan mahar diri sendiri dan seperangkat hidupku ini. Kau: mempelai yang tak pernah kujelang.