AKU telanjang kaki petani, terlulur lumpur, terbasuh air kali; Engkau adalah silau cahaya, singkap betis bidadari.
Aku Anjing Pasar, tak melolong karena perut kosong; Engkau meringkuk, manja, Kucing Angora, bahkan mungkin tak tahu apa lapar itu.
Aku rumput gelagah. Tegak memijak, di lumpur basah. Engkau Anggrek Bulan, nun di punjung dahan, kanopi hutan.
Aku Kelelawar buta, menangkap rahasia suara, menabraki segala gelap. Engkau Kupu-kupu Raja, di sayapmu Tuhan jadi perupa tak bubuhkan nama.
Aku Kecubung, merunduk, ungu murung. Engkau Bunga Matahari: kuning yang terang, menantang arah terang.