SUKAR sekali memulai larik puisi, sesukar menukar kartu,
aku lalu mengenang apa yang belum kupertaruhkan dari
kata akhir kita, tentang bimbang & rindu yang fardu.
Seperti baru belajar lagi, berbagi dengan larik puisi,
aku telah terbiasa mengais, di sia-sia tangis, di antara
kata yang duafa, menadah sedekah & rindu yang fardu