Tiga Pertanyaan Ujian dengan
Beberapa Pilihan Jawaban untuk Calon
Presiden yang Berdebat di Televisi
1. Bisakah engkau urutkan penggalan
lirik lagu wajib berikut ini? Dan kemudian
maukah engkau menyanyikan bersama kami?
a. ... sampai akhir menutup mata (engkau
menangis di bagian ini, hingga berdarah mata?)
b. dibuai dibesarkan bunda... (bunda yang
tubuhnya menyimpan banyak luka)
c. ... di sana tempat lahir beta... (engkau
lahir bersama darah yang lekas jadi tanah,
dan kau masih mengenalinya?)
d. tempat berlindung di hari tua (tapi,
tidak di penjara negara? Sebab engkau harus
membayar lumur kotor darah dosa?)
2. Kapankah engkau pernah melihat
linang air mata ibu pertiwi dan engkau
bersamanya ikut bersusah hati?
a. yaitu ketika genangan lumpur tekenang?
b. atau ketika emas dan intan dirampok dan
dibawa ke negeri orang?
c. atau saat anak-anak negeri ini disiram
nasib buruk di negeri seberang?
d. atau ketika hujan batu di negeri sendiri
menjadi musim yang makin panjang?
3. Berkibarkah banggamu, bersama kibar
bendera di seluruh pantai Indonesia itu?
a. Oh, aku melihat kibaran lain pada
bendera itu. Kibaran angka-angka murah,
kekayaan negeri yang tak juga bisa
memelihara fakir miskin dan anak telantar
di negeri ini...
b. Ah, aku melihat ada yang lebih meriah,
adalah bendera partai-partai yang
mengusungku, meminta jatah kursi menteri
di kabinetku...
c. Ya, tapi aku tak tahu, sudah berapa lama
bendera itu tertahan di setengah tiang,
seakan merayakan duka yang panjang...
d. Aku tidak kenal siapa pemuda yang
bergelimpangan tanpa harapan di sekitar
tiang bendera itu. Bukankah mereka harus
bersedia setiap masa? Mencurahkan
segala tenaga?