Saturday, February 19, 2005

Menunggu di Kedai Cukur

/1/

Suara gunting dan rambut jatuh,
: ada yang memanggil dari jauh

Suara gunting dan rambut jatuh,
eh, betapa lebat usia meluruh...

/2/

Pulang dari merantau, dia pulang ke kedai cukur,
rambut yang liar dan tua mesti dikembalikan,
kumis, cambang, dan janggut yang menyemak
kini saatnya dipertimbangkan, diberi pertanyaan,
"apa lagi yang sebenarnya kau sembunyikan?"

/3/

Dia masih mengenal tukang cukur tua itu,
dagunya bergerak bersama gerak gunting
kaca mata tua menyempurnakan kenangan.

"Aku juga masih ingat, Perantau! Ayahmu
dulu mengantarmu ke sini, aku mencukurmu,
kemudian lelaki itu pamit, tak pernah kembali."

Tapi bisa ingatkah kau, Tukang Cukur tua? Sejak itu
bocah itu disebut sebagai perantau dan sejak itu
dia tak pernah mau singgah di kedai cukur mana pun
sepanjang peratauannya. "Ayahku kelak menjemputku,
hanya di kedai cukur itu," katanya dalam igau perjalanan.

/4/

suara gunting dan rambut jatuh
: ada langkah datang dari jauh

suara gunting dan rambut jatuh,
hitung mundur, mulai dari sepuluh......


2005