Saturday, February 19, 2005

Lumpur dalam Otakku

: kuala lumpur

/1/

aku belum juga sembuh
makin dalam jatuh, ke lumpur makin keruh

antara mengejar dan tertimpa bayang luruh
tinggal nafas gemuruh, menandai ada tubuh

/2/

bisakah bikin diam dari seribu petir?

yang mengangguk cuma sebuah khawatir

aku toh cuma pelancong singgah mampir

/3/

dari sebuah kesepian, sebuah tepi jalanan
omong kosong ini sesegeranya kutuliskan
: ada empat perempuan bergantian berciuman

(kucatat saja yang paling mungkin disimpulkan)