Wednesday, November 22, 2006

Sejumlah Tanya Malaikat dari Sejumlah Ayat

                                           : Al-Hijr 28-44


APA yang sedang Dia lakukan dengan segumpal
tanah liat kering dari lumpur hitam itu?

Apakah Dia sedang bermain-main saja atau sedang
sungguh bersungguh?

Dan kenapa tanah yang dibentuk-Nya itu Dia beri
sebut sebagai manusia? Kenapa Dia menyebut
bentuk seperti itu sempurna? Kenapa Dia meniupkan
ruh-Nya dan lihatlah, makhluk itu bernafas dan
kenapa kita diperintahkan untuk menghormat
padanya? Tapi, adakah alasan kita mesti menolak
perintah itu?

Dan kenapa Iblis menolak sujud bersama kita?
Kenapa Iblis menganggap tak pantas baginya
untuk bersujud pada manusia yang dibentuk-Nya
dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang kini
bernafas itu?

Kenapa Dia mengusir dan mengutuk iblis lalu Ia
menangguhkan siksa hingga akhir masa?

Kenapa Dia percaya manusia tak akan tersesat
oleh goda iblis? Kenapa iblis menyebut sekelompok
"kecuali" di antara manusia yang tak akan pernah
mengaburkan batas antara maksiat dan taat?

Kenapa Dia berkata akan menjaga manusia tetap
di lurus jalan-Nya? Kenapa Dia seperti memberi
isyarat bahwa akan ada juga manusia yang terjerat
goda, yang tersesat juga?

Dan neraka, dan neraka, dan neraka kenapa sejak
dini sejak kini telah diancamkan sebagai imbal siksa
sedang kita kini berada di nikmat surga?

Dan tujuh pintu ke sana itu, ke neraka itu, kenapa
Ia buka pula sejak pertaruhan itu bermula?


Catatan:
Secara acak saya membuka Al-Quran, selepas Isya, semalam. Yang terbentang adalah Surat Al-Hijr ayat 14. Saya berusaha untuk tidak menganggap ini sebagai kebetulan. Saya berusaha untuk tidak heran. Ayat itu adalah ayat pertama yang menjelaskan tentang penciptakan manusia. Saya membaca terus sampai ayat 28. Ayat-ayat yang menjadi awal dari banyak hal untuk manusia: iblis terkutuk, iblis meminta penundaan azab, malaikat yang taat, dan ah betapa yakinnya Dia pada ketaatan manusia, mahluk baru yang baru saja Dia ciptakan. Saya kira banyak penyair juga risau dengan tema ini. Ah, jangan-jangan ada yang salah dari apa yang saya renungkan selama ini? Saya mau beristigfar.