Thursday, November 9, 2006

Aan M Mansyur
DI GUNUNG PASIR

         :hah


Menuju Kota Kutai, aku mampir di Gunung Pasir
di sebuah warung menggantung di tubuh tebing
istirahat minum secangkir the hangat
sambil menyaksikan matahari pucat
jatuh ke sela-sela bukit kerontang
dan hampar lautan subur ditumbuhi kilang

Aku teringat kawan, seorang penyair
di sinilah ia lahir
lalu menyingkir karena terusir
oleh lelaki-lelaki kuat
mengangkat kayu gelondong
dan minyak bertong-tong

Sesaat setelah magrib dinyalakan
lelampu tiba-tiba saja padam
Dari mesjid azan terpenggal
serupa suara seru tak dihafal
Perempuan dari balik bilik kasir
aku dengar berkata nyinyir,

"Ladang minyak, ladang minyak,
lampu padam tiap malam."

Di Gunung Pasir,
aku teringat seorang penyair
yang suka menulis syair sarat sindir


Gunung Pasir, 2006