Saturday, November 4, 2006

[Ruang Renung # 170] Zikir Kata yang Memadatkan Cahaya Bulan dan Mengantar Penyair Pada Kerajaan Kata-kata*

PERJALANAN panjang seorang penyair dalam menyair adalah perjalanan menuju Kerajaan Kata. Sebuah tempat atau sebuah keadaan dimana penyair menjadi tak berjarak lagi dengan kata yang ia sajakkan. Jika penyair membilang 'ayah' yang yang terbilang adalah dia kata yang juga ayah kata-kata. Jika ia menyebut 'hari',maka yang tersebut adalah harinya kata-kata, dan jika dia mengucap diri, maka pastilah yang tersebut itu 'diri kata-kata'.

PERJALANAN menuju Kerajaan Kata itu ibarat mengepung bulan dengan zikir kata-kata. Para pembaca puisi yang telah dituliskan penyair atau pendengar puisi yang diresitalkan oleh penyair bukannya tak dihiraukan. Mereka ikut juga menaklukkan bulan dengan cara masing-masing. Cara yang tidak dibatasi oleh penyairnya. Cara yang tidak ditentukan dengan semena-mena oleh penyairnya. Bebas saja, terserah saja.

BAGI penyair ini bukan perjalanan yang tanpa godaan. Di sekitar penyair ratusan para lilin yang mengucap menyebut cahaya. Seakan ingin menyesatkan zikir penyair. Tapi, para penyair akan terus menaklukkan bulan, dan berpusir** pada cahaya bulan, meneruskan zikir: palabras palabras palabras kata kata kata, hingga cahaya bulan memadat, dan dari padat cahaya itu penyair bisa membuat apa saja sesuka hati. Dan cahaya yang bisa dipadatkan untuk dibentuk sajak apa saja itu tak akan habis. Selama bulan masih memberi terang, selama penyair terus menzikirkan kata, mengingat kata, masuk ke inti kata, berdetak bersama detak jantungnya kata.

LALU bulan kesadaran penyair meninggi, sementara sang bulan yang dituju turun juga mendekat kepada penyair. Itulah saatnya penyair berhasil mengatasi bulan dan itulah saatnya penyair telah sampai pada Kerajaan Kata-kata. Purnama pun ikhlas jatuh setelah mengantarkan penyair pada Kerajaan Kata-katanya. Itulah pencapaian tertinggi: kata-kata menjadi penyair, penyair menjadi kata-kata. Begitu akrabnya, begitu dekatnya.

* Tafsir bebas atas sajak Sutardji Calzoum Bachri "La Noche de Las Palabras".

** Berpusir saya ciptakan dari kata berpusat pikir. Sebagai pilihan lain untuk kata berkonsentrasi. Lebih ringkas.