PERNAH kutandai mana pintu ke mimpi itu
dengan seletus peluru dan harum mesiu
Sambil menunggu gelap, saat menyelinap,
aku bayangkan, yang tak engkau bayangkan:
Bayangkan, bila tak ada Tuhan. Bayangkan!
Aku tertangkap perangkap: gerah ruh di
rumah tubuh, yang kukira telah lengkap
tak tahu langitkah yang hamburkan hujan?
tak tahu lautkah yang gemetarkan gelombang?
Kuhapus juga apa yang tanda, jauh kujauhi
pintu ke mimpi itu, menjura pada Cahaya!