Friday, June 23, 2006

Stasiun Idaman Sudah Kelewatan?

TANPA karcis, ia numpang kereta api. Ini gerbong panjang sekali.
"Cuma nekad modal kami!" Masinis pergi. Kereta kencang berlari.

Perjalanan seakan abadi. Menghindari stasiun dan persinggahan.
Mencari lapangan bola. "Ayo gelar pertandingan di dalam kereta!

Kereta tak mau berhenti walau sebentar saja. Ada yang mau dikejar.
Ada yang mutlak tak bisa ditinggalkan. "Jangan lupa kaki dan tangan."

"Tunggu, ada yang mati tertelan bola!" - Lempar saja ke jendela!
"Bolanya?" Tinggalkan kepalanya, kan sama bulat dan bundarnya....

Tapi stasiun tak bisa dielakkan. Lapangan bola tak bisa ditemukan.


SATU per satu gerbong kosong, ditinggalkan penumpang. Ada yang
tiba-tiba ingin segera pulang jauh ke ladang. Ada juga yang bertemu
pasangan sejati. Dan berteriak, "Gol!" Lalu bergandengan pergi.

Dia tinggal sendirian. Kereta mulai tersengal. Menyaingi bengeknya.
Di lokomotif ia menemukan karcis perjalanannya. Dengan harga pas
dan kota tujuan di mana dia harus mengakhiri segala jenis permainan.

"Stasiun idaman, masih jauhkah? Atau sudah lama aku kelewatan?"