/1/ Cara Melihat Mata
Lepaskan saja matakita,
lalu persilakan dia duduk
berhadapan dengan kita.
"Ah, mana bisa, begitu!"
Kenapa?
"Matakita bisa melihat kita,
tapi kita tidak bisa
melihat matakita!"
/2/ Cara Mencuci Mata
Tak ada cara lain, selain
kita menangis sepuasnya.
"Tapi, aku pernah
melihat ayah dan ibu
menangis bersama,
bukan karena ingin
mencuci mata."
Oh, waktu itu kami sedang berlomba, Nak,
siapa yang paling banyak punya airmata.
/3/ Dua Permainan Mainmata
a. Pemainan melihat ke dalam matakita.
"Aku tidak melihat apa-apa..."
Memang tidak ada apa-apa
di dalam sana, Nak!
b. Permainan melacak asalnya Cinta.
"Ah, saya tahu, Cinta datang
dari matakita turun ke hatikita."
Kalau matakita terus terbuka,
apakah Cinta akan keluar juga
dari sana?
"Oh, itu tergantung dari hatikita
apakah dia bisa menjadi rumah
yang paling nyaman untuk Cinta."
Bukankah ada mata di hati kita
matahati namanya?
"Matahati membuka selamanya
tak sekedip pun berkedip karena
ia amat suka bertatap dengan matacinta."