Friday, February 2, 2007

.: Vokal, Konsonan, dan Hakikat Bunyi

 /1/
KARENA bahasa adalah tanda bunyi, maka penyair yang ingin masuk ke relung bahasa harus mengenali bagaimana bunyi diproduksi oleh alat bicara, apa ciri-ciri dari bunyi tersebut, dan bagaimana bunyi itu dipahami setelah didengar oleh indra pendengar. Penyair perlu mengenali perihal ini mengingat sajak juga adalah semacam permainan bunyi.

/2/
Karena bunyi dihasilkan dari udara nafas yang dipompa dari paru-paru, maka di sela-sela bunyi-bunyi kata dalam sajak-sajaknya, penyair boleh membayangkan ada pengaturan nafas di sana. Pemenggalan-pemenggalan bait boleh diibaratkan sebagai tanda kapan nafas harus dihembus, ditahan atau dihirup. Begitu pula dengan tanda baca titik, titik koma, titik dua, garis datar, garis miring atau tanda kurung. Maksimalkan pemanfaatan tanda-tanda sebagai tanda pengaturan napas dalam sajak-sajak kita.

/3/
Menulis puisi, sambil membayangkan kelak puisi itu dibaca atau dibunyikan atau dibayangkan bunyinya oleh pembaca, berarti membayangkan bagaimana rongga mulut, tenggorokan dan rongga badan - ketiganya adalah sumber bunyi pada tubuh manusia - bekerja menghasilkan bunyi. Lewat ketiga organ bunyi itulah bunyi bahasa dihasilkan lewat empat proses: proses pembunyian (phonation process); proses aliran udara (airstream process); proses artikulasi (articulation process); dan terakhir proses oronasal (oro-nasal process). Rumit? Memang. Puisi memang menawarkan kerumitan untuk dijelajahi. Terserah penyair, hendak bermain-main memanfaatkan itu atau tidak.

/4/
Memang, semua orang makan tapi tidak semua orang harus mengetahui rumitnya sistem pencernaan. Semua orang suka makan enak, tapi tidak semua orang harus pandai memasak. Semua orang bisa memanfaatkan bahasa dengan berbicara, dan tidak semua orang harus tahu bagaimana bahasa itu dihasilkan oleh alat-alat ucap. Saya membayangkan penyair yang menguasa kaidah-kaidah linguistik adalah penyair yang sadar bahwa ia harus ambil peran sebagai dokter, dan chef - ahli masakan.

/5/
Alat bunyi dalam rongga mulut disebut artikulator. Secara khusus disebut 'alat ucap'. Untuk menghasilkan atau membayangkan bunyi yang benar, seseorang mutlak mengetahui artikulator mana yang terlibat dalam artikulasi itu. Secara umum cara berartikulasi itu dikelompokkan menjadi tujuh jenis artikulasi, tergantung pada jenis hambatan dan tempat artikulasi dilakukan. Setiap bunyi yang dihasilkan tidak hanya menghasilkan kata yang berbeda, tetapi bunyi kata itu bisa dilihat terlepas dari kata itu sendiri bisa secara mandiri ia bisa "dimaknai".

/6/
Bunyi konsonan "k" dalam bahasa Jepang, menurut Geofreyy Bownas dalam "The Penguin Books of Japanese Verse" memberi efek melankolik. Begitulah penyair bisa membayangkan efek rasa apa yang bisa dicapai dalam puisinya dengan memaksimalkan penggunan bunyi konsonan tertentu. Bunyi huruf "k" dihasilkan dari hambatan artikulasi letupan (plosive/stop). Sama dengan "p", "b", "t". "d", dan "g". Bunyi konsonan lain dihasilkan dari hambatan artikulasi geseran (fricative), paduan (affricate), sengau (nasal), getaran (trill), sampingan (lateral), dan hampiran (approximant).

/7/
Bunyi huruf "s" (geseran) dalam Bahasa Jepang, masih menurut Bownas, mengandung kelembutan, dan bunyi huruf "h" menyarankan merekahnya kelopak bunga pada awal musim panas. Dalam sajak-sajak Indonesia efek bunyi rasanya belum maksimal digali, dikaji dan dimanfaatkan. Ini peluang bagi penyair yang ingin meraih puncaknya puisi sendiri.

/8/
Efek bunyi memang belum maksimal dimainkan, tapi bukan berarti tidak ada. Hasan Junus memberi contoh dari sepotong sajak Chairil Anwar yang memaksimalkan bunyi konsonan "m". Di hitam matamu kembang mawar dan melati // Harum rambutmu mengalun bergelut senda//Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba / Meriak muka air kolam jiwa (Sajak Putih, 1944). Menurut saya pengulangan bunyi "m" pada dua baris terakhir bait pertama dan dua baris pertama bait kedua sajak itu mempertegas efek suasana muram, suram, sebagaimana kekelaman yang hadir pada seluruh sajak itu.

/9/
Di atas sudah disebutkan ihwal konsonan. Apakah konsonan? Secara garis besar bunyi bahasa dikelompokkan menjadi dua, yaitu konsonan dan vokal. Pembedaan ini dibuat atas ada tidaknya hambatan arus udara ketika bunyi dihasilkan. Bila ada hambatan itulah konsonan, bila tidak itulah vokal. Bila lirik lagu boleh kita anggap sebagai sejenis puisi juga, sejenis pemanfaatan bahasa juga, maka perhatikanlah, umumnya ujung baris dalam lirik lagu dalam bahasa Indonesia hampir selalu berakhir dengan vokal. Adakah itu ada hubungannya dengan kecenderungan lagu-lagu kita yang melantunkan lebih panjang suku kata terakhirnya? Bukankah bunyi vokal lebih mudah dan lebih indah ketika dipanjangkan?

/10/
Konsonan dan vokal yang dibutuhkan oleh bahasa-bahasa berbeda-beda. Setiap bahasa menghasilkan vokal dan konsonan yang unik karena proses artikulasi juga unik. Bahasa Arab tidak mengenal bunyi sengau seperti pada kata "bangau". Bahasa Indonesia tidak membedakan bunyi faringal "h" menjadi berbagai variasi konsonan yang berbeda seperti pada Bahasa Arab. Mengenali lebih baik keunikan Bahasa Indonesia, bahasa yang kita pakai untuk menuliskan sajak-sajak kita, memungkinkan kita membuka pintu-pintu kreativitas yang masih tak berbatas kebarangkaliannya.

/11/
Kini, coba rasakan efek apa yang bangkit pada dominasi konsonan "k" pada sajak Goenawan Mohamad ini: "Ah, / lakukan, / lekukkan, / lekaskan" // Sadarkah kau / kian kubenamkan / kangen / ke gemas tubuhmu? // Mungkin tidak //. (Hiroshima, Cintaku). Saya merasa ada gebu hasrat yang hendak meletup-letup tapi tertahan-tahan. Apa yang kau rasakan?

Bacaan:
1. Junus, Hasan. "Cakap-Cakap Rampai-Rampai, Dan Pada Masa Kini Sukar Dicari". Hal. 83-102. 1998. Pekanbaru: Unri Press.
2. Anwar, Chairil. "Aku Ini Binatang Jalang". Hal. 42.
3. Mohamad, Goenawan. "Sajak-sajak Lengkap 1961-2001". 2001. Jakarta: Metafor Publishing.
4. Rahyono, F.X. "Aspek Fisiologis Bahasa" dalam Kushartanti, Untung Yuwono, Multamania RMT Lauder (Editor). 2005. "Pesona Bahasa, Langkah Awal Memahami Linguistik". Hal. 32-46. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.