Tuesday, September 19, 2006

Pencari Lapar

DI pintu fajar
sekerdip air mata
dijatuhkannya
pada sumbu lampu
yang tinggal kerlip.

Menyalalah terus,
katanya, sampai aku
kembali esok
dengan tangis penuh
terkandung jenuh
di kantung mata.

Menyalalah terus,
katanya, aku harus
bisa pergi mencari
lapar pada nasi-nasi
yang selama ini
kuserakahi.