Monday, July 17, 2006

Dongeng Pemimpi dan Peti Mimpinya

SETIAP kali selesai bermimpi, ia simpan hasilnya
di dalam peti. Mimpinya kini banyak sekali: berpeti-peti.
Berwarna-warni. Dia mencintai mimpi-mimpinya. Dia
merawat koleksi mimpinya telaten sekali. Semua dijilid
dan disampul rapi. Semua disiram, tumbuh subur sekali.

LALU, pada suatu hari di negeri itu ada larangan bermimpi.
Maka disembunyikannya peti-peti mimpinya jauh ke
pelosok malam. Tapi tiap kali tidur dia masih juga
bermimpi, meskipun sebelum lelap dia sudah membaca
doa penolak mimpi. Dia pun pasrah saja. "Biarlah, kalau
memang saya harus mati karena mimpi-mimpi...."

SUATU hari datang hujan besar. Lebat sekali. 40 hari.
Dia ingat, hujan ini pernah ada dalam satu mimpinya.
Tapi dia lupa, apakah dalam mimpi itu ada kisah tentang
Seorang Tua membuat perahu mimpi di gunung mimpi.

HUJAN mimpi itu mengakibatkan banjir mimpi. Peti-peti
mimpi yang ia sembunyikan hanyut terbawa arus mimpi.
Ia selamat karena perpegang pada sebuah peti mimpi
yang paling ia sayangi. Dia dan peti mimpinya pun
terdampar di sebuah pelatar istana. Dia pingsan. Dan
tanpa setahunya, seorang permaisuri memungut mimpinya
dari peti dan merawatnya seperti mimpi sendiri. Konon di
negeri itu sudah lama tidak ada mimpi. Sang Raja
membunuh setiap mimpi karena menurut sebuah nujum
yang ia temui dalam mimpi, akan ada sebuah mimpi yang
kelak menjatuhkannya dari puncak kekuasaannya.

DIA pun menggelandang ke sana kemari, berkelana mencari
mimpi yang hilang. Dia tak pernah lagi bermimpi. Usianya
rakus dilahap waktu. Dia harus bergegas menemukan lagi.
"Mimpi, mimpi, di mana kau mimpi..." katanya sambil
menyeret peti mimpi yang sudah lama tidak lagi berisi.

LALU sampailah di sebuah negeri yang makmur seperti
pernah ada dalam salah satu mimpinya. Dia bertemu
dengan Raja Muda yang tertarik melihat peti mimpinya.
Sepertinya pernah amat kukenali peti mimpi ini, kata Raja.
"Sepertinya pernah kumimpikan pertemuan ini," katanya.
Lalu dia pun ditawari untuk mengabdi di Negeri Mimpi. Ia
menerima saja ketika diminta menjadi perawat Taman Mimpi.

Dalam peti mimpinya bersemi bunga-bunga mimpi: Puisi.