SETIAP kali selesai bermimpi, ia simpan  hasilnya 
di dalam peti. Mimpinya kini banyak sekali: berpeti-peti. 
Berwarna-warni. Dia mencintai mimpi-mimpinya. Dia 
merawat koleksi  mimpinya telaten sekali. Semua dijilid 
dan disampul rapi. Semua disiram, tumbuh subur sekali. 
LALU, pada suatu hari di negeri itu ada larangan bermimpi. 
Maka disembunyikannya peti-peti mimpinya jauh ke 
pelosok malam. Tapi tiap kali tidur dia masih juga 
bermimpi, meskipun sebelum lelap dia sudah membaca 
doa penolak  mimpi. Dia pun pasrah saja. "Biarlah, kalau
memang saya harus mati karena mimpi-mimpi...."
SUATU hari datang hujan besar. Lebat sekali.  40 hari.
Dia  ingat,  hujan ini pernah ada dalam satu mimpinya. 
Tapi dia lupa,  apakah dalam mimpi itu ada kisah tentang 
Seorang Tua membuat perahu mimpi di gunung mimpi.
HUJAN mimpi itu mengakibatkan banjir mimpi. Peti-peti 
mimpi yang ia sembunyikan hanyut terbawa arus mimpi. 
Ia selamat karena perpegang pada sebuah peti mimpi 
yang paling ia sayangi.  Dia dan peti mimpinya pun 
terdampar di sebuah pelatar istana. Dia pingsan. Dan 
tanpa setahunya, seorang permaisuri memungut mimpinya
dari peti dan merawatnya seperti mimpi sendiri. Konon di 
negeri itu  sudah lama tidak  ada mimpi. Sang Raja 
membunuh setiap  mimpi karena  menurut sebuah nujum 
yang ia temui dalam mimpi, akan ada sebuah  mimpi yang 
kelak menjatuhkannya dari puncak kekuasaannya.   
 
DIA pun menggelandang ke sana kemari, berkelana mencari
mimpi yang hilang. Dia tak pernah lagi bermimpi. Usianya
rakus dilahap waktu. Dia harus bergegas menemukan lagi.
"Mimpi, mimpi, di mana kau mimpi..." katanya sambil 
menyeret peti mimpi yang sudah lama tidak lagi berisi. 
LALU sampailah di sebuah negeri yang makmur seperti 
pernah ada dalam salah satu mimpinya. Dia bertemu 
dengan Raja Muda yang tertarik melihat peti mimpinya.
Sepertinya pernah amat kukenali peti mimpi ini, kata Raja.  
"Sepertinya pernah kumimpikan pertemuan ini," katanya.  
Lalu dia pun ditawari untuk mengabdi di Negeri Mimpi. Ia 
menerima saja ketika diminta menjadi perawat Taman Mimpi.
Dalam peti mimpinya bersemi bunga-bunga mimpi: Puisi.