Thursday, July 20, 2006

Demi Ibu yang Didurhakai

/1/

APAKAH dusta dosa
larut terlarung di laut?

Kita pelaut penakut

cuma memijah
sejuta benih musibah

menyemai mahabadai
di ladang-ladang gelombang.


DEMI Hiu,
yang membawa
isyarat dan syarat:

Telah tiba musim panen petaka,

ketika kita melancong ke pantai
meliburkan semua ingatan.

"Elakkanlah!" seru laut.

"Elukanlah!" kita menyahut.


/2/

KAPAL ini,
7 tiangnya telah patah.
40 rusuknya retak.
1.000 tebah lambungnya
akan kalah,

pecah
oleh sesibak saja ombak.

Kita pelaut pengecut,


DEMI Ibu
yang didurhakai
di setiap dermaga,

Masihkah bisa kita ingat
cara memegang tombak?

Membidik pundak todak?