Pabila lagu rawan, maka gumamku adalah sunyi yang hebat,
Serta panggilan pedih serigala: sebuah seru, sebait lolong
Pabila aku awan, maka hujanku adalah marah yang lebat,
Karena engkau selalu berdoa: kemaraukan saja aku, tolong
Aku sekarang mengerti lagu batin, senandung sedendang
impian dan igau, melelapkan lalu membangunkan bimbang
Aku sekarang bagai di bumi tak bermusim, berladang karang
hujan dan kemarau, makinlah melekang tubuh yang gersang