Thursday, August 7, 2003

5 Cara Mengisi Formulir Kosong

(1)



HATI-HATI, formulir itu sudah disodorkan

padamu. Dia diam-diam sedang merumuskan

kembali siapa dirimu. Dia mula-mula

akan meminta kau menyebutkan nama, bukan?

Dan kau akan dengan senang hati menyebutkan

satu dua kata yang mestinya kau rahasiakan saja.





(2)



TIBA-TIBA kau bertanya: dari mana saja datangnya

formulir-formulir itu? Bagaimana mereka tahu

menuju alamatmu? Kenapa setiap pagi ada saja

satu dua lembar yang menyapamu dari bawah pintu?



(3)



ADA sebuah formulir yang tiap saat datang ke

meja kantormu. Yang tak pernah kau jawab

pertanyaan-pertanyaannya. Yang akhirnya selalu

kau buang ke keranjang sampah bersama gumpalan

kertas gagal lainnya.



ADA sebuah formulir yang seolah menjanjikan

kemudahan apa saja, tapi kau tak pernah

terbujuk oleh buai rayunya: diskon belanja,

kartu yang katanya begitu sakti, kesempata

berwisata ke kota-kota indah... apa saja!



"HIDUP kok terlalu sederhana..." katamu

membantah seluruh skenario dalam formulir

yang tak pernah kau baca itu.



(4)



DI depan pintu itu nanti, akan ada yang

menyodorkan formulir padamu. Kau tabah saja

sebaiknya. Bukankah kita sudah terbiasa

dengan prosedur seperti itu? Isilah kolom-

kolomnya, sebagai formalitas. Terutama

pada pertanyaan siapa nama ibu kandungmu?

Selipkan saja beberapa dusta sebagai rutinitas.

Coret saja jawaban yang tak perlu dan

kosongkan beberapa pertanyaan yang tak relevan.



MEREKA tidak akan pernah membaca jawabanmu.

Mereka cuma mencoba patuh pada birokrasi.



BUKANKAH kau juga akan lupa dengan apa yang

kau tulis di formulir itu? Jadi lekaslah isi

dan kembalikan. Karena di belakangnya ada

antrean panjang, dan di depanmu ada pintu

lagi dan akan ada yang menyodorkan formulir

lagi...



(5)



TELAH kauisi formulir kosong ini yang

sama sekali tak pernah kau mengerti.

Setelah itu? Ya, tunggu saja, nasib kita

sedang diundi.





Agt 2003