3. DIA hanya pendek. Sebuah sajak singkat
yang setelah sekali saja kubaca, meninggalkan
jejak betapa panjangnya. Di dalam kenanganku
dia menggandengmu ke mana-mana. Sakit, bukan?
Pedih, bukan? Perih, bukan? Terus-menerus,
begitu dia bertanya. Aku tak kuasa menjawabnya.
Aku pernah ingin mencoba melacak apa sebenarnya
rahasia, di balik bait-baitnya. Diam-diam aku pun
menjadi diam. Menyelinap masuk ke bait-bait
sajak pendek itu, dan oh, baru aku tahu kemudian,
ternyata rumit sekali kata di balik kalimat yang
ketika sekilas kubaca, tampak sangat sederhana.