Wednesday, October 18, 2006

 Tempat Bayar Zakat

NAIK pesawat, dia pergi jauh, menuju ke sebuah tempat. Di
bandara, sebelum berangkat, ibunya berpesan, "Nak, Jangan
lewatkan salat, jangan lupa sisihkan umur buat bayar zakat."

DI pesawat, dia mencari-cari penumpang berwajah munir, tapi munir
sudah pergi berjuang melacak jejak orang yang hilang, pergi melacak
keadilan yang hilang, pergi melacak negeri yang hampir hilang.

"ANDA mencari siapa?" tanya seorang pria, seperti intel lagaknya.
"Oh, tidak. Saya sedang mencari diri saya." Dia mencari nomor
kursi kelas ekonomi. Ramai sekali di sini. Sepi sekali di sini.

WAKTU pramugari menawari mi goreng dan jus jeruk, dia
menolak, "Maaf, saya sedang belajar puasa." Waktu pilot
cadangan menawarinya pindah duduk ke kelas eksekutif,
dia pun enggan beranjak, "Wah, maaf, saya di sini saja, Bung.
Anda tidak lihat saya ini musafir yang sedang belajar salat?

DIA akhirnya sampai juga di tempat yang dia sebut dalam niat,
sewaktu pamit berangkat. Di konter informasi pariwisata dia
langsung minta peta, dipelajarinya tempat-tempat mana saja
yang menyediakan mesin isi ulang usia, mengecek masa
berlakunya, dan menghitung berapa zakat umur harus dibayarnya.

"JANGAN sampai lupa dua kalimat password, ya Nak," dia
teringat lagi pesan khusus ibunya, dulu sebelum berangkat.