Monday, October 9, 2006

Sajak yang Paling Religius

HINGGA malam ke-10, dia masih belum sempat
singgah tarawih, padahal masjid dan rumahnya
cukup dekat, hanya berjarak takbir seangkat.

"Aku sibuk menyiapkan sajak paling religius."

HINGGA malam ke-20, dia masih belum juga
sempat ikut tadarus, padahal masjid dan kedai
tempatnya nongkrong cuma terpisah sesibak kitab.

"Aku sedang menyiapkan sajak paling religius."

HINGGA malam ke-30, belum juga ia berhasil
menciptakan sajak sebait, lalu dia tertidur
dan tak bangun-bangun hingga tak mendengar:

Pagi itu berkumandang sajak yang paling religius.