Syair Li Po
Demi membunuh duka, nestapa purba
Kami habiskan seratus teko anggur
di sana, di malam yang indah alangkah.
Kami tak hendak lelap, bulan begitu gemerlap.
Anggur meringkus kami, pada akhirnya
dan kami terkapar di pegunungan kosong --
berbantal empuk bumi,
dan selimut tenunan surga.