Thursday, September 4, 2003

Kapan Kau Padamkan Tungku di Tungkai Kakimu?

sajak SRF*



setelah bait piano

dalam layar wayang pagi

kabut susut

dan embun berpecahan

di kusut serai



matamata mati

bilah rusuk yang rusak

akhirnya kau pergi

: memburu matahari



seperti tamu-tamu lainnya jua,

ternyata, yang datang ke mari,

ke rumah puisi



kau singgah hanya untuk merokok

sambil berolok-olok

lalu tiba-tiba merasa

dipojokkan oleh luka;

coklat tua



padahal belum

terangkum dendammu semalam,

tak terangkum,

di antara surup huruf,

lukakata,

dan kalap kalam

tapi barik-barik musik itu

akan segera usai,

dari mana barak sangsai

menyusun jeruji



''ya mahaspahani,

kapan kau padamkan tungku

di tungkai kakimu!''



* pemenggalan bait dan judul dari HA.