Wednesday, September 24, 2003

Bernaung di Teduh Bayang Payung Kembang*

Ada suatu malam, yang membuka pikir, jatuh aku tak sadar

Mereka katatan seiris sabit, bagiku purnama terang berpendar

Ada suatu malam, ketika kekasih mengada di tengah kita

Malam bagai seratus siang yang membuka terangnya.



Di sekitar kita, hukum kausalitas pun mandul, rusak

Ketika kau sebut rindu pada sang Kausa Pertama,

Kemelaratan si penadah sedekah tak hendak mengelak

Kesukaran mereka, disusurinya dengan bangganya



Di dunia ini tercapai puncak kebangkatan kita

hingga pikiran lain dan Hari Kiamat melindap

Menetap dalam berkah Tuhan yang tak sudah-sudah

Anugerah yang hendak ditolak semua makhluk lainnya.

Semesta dunia menyerupa Sham-e Tabriz

Bernaung di bawah bayang teduh payung kembang.



(Divan-e Sham, syair ke-24 , Jalaluddin Rumi)

* Judul dari HA