Sunday, June 17, 2007

Ia Membaca Kopi, Ia Menyeruput Puisi

DIA terbawa ke lorong waktu yang bercabang di pukul 00:00
selorong terus ke pagi, selorong masuk ke yang lebih malam.

TAHUKAH kau malam yang lebih malam? Ialah waktu yang
mengelupas kulit bumi, lantas lembaran itu melesat lurus,
menjauh dari duduk matahari. Meninggalkan planet terkoyak.

DIA masih berdiri saja di simpang cabang. Jam 00:00 waktu itu.

PAGI sebenarnya begitu sederhana. Ia tinggal pergi selangkah.
Mengikut arah menuju ke cakrawala merekahkan surya merah.

DIA bayangkan sebuah beranda dibentangkan. Dia bayangkan
semangkuk kopi dan sekolom puisi yang ia baca dan ia seruput
berganti. Ia masih juga bertahan di sana, di jam 00:00 waktu itu.