Sunday, May 18, 2003

PUISI tentang sebuah (maaf) PANTAT







AKHIRNYA marilah kita percaya pada sebuah (maaf) pantat - Marilah kita pantaskan saja - bila empuk sebuah (maaf) pantat mengusap air mata di wajah kita - Marilah kita menyelipkan apapun harapan pada belahan (maaf) pantat - Marilah kita lebih banyak berkaca melihat wajah kita sendiri pada sebuah (maaf) pantat - Marilah kita lupakan seluruh pedih mengayu letih membatu pada goyang sebuah (maaf) pantat.



AKHIRNYA marilah kita pertaruhkan seluruh hidup hanya pada lenggok sebuah (maaf) pantat - Marilah kita harapkan kabul doa dalam zikir sebuah (maaf) pantat - Marilah kita benarmkan seluruh keluh pada redam sebuah (maaf) pantat - Marilah kita pajang seluruh merek dagang pada lenggang sebuah (maaf) pantat - Marilah kita bersama-sama jadi pahlawan bagi kemerdekaan sebuah (maaf) pantat.



Mei 2003

Komentar:



Dan kapankah kita akan jadi pahlawan bagi kemerdekaan diri kita

sendiri dari belenggu sebuah pantat?



(apakah jawabnya: kalau kita sudah tidak memiliki pantat?)





Salam hangat,

Heru K.



Pantat

ada di mulut-mulut

di milis-milis

di hati



Salam,

MN Ichwan



mungkin kita akan mengerti bahwasananya pantat kita

sama dengan muka kita ketika kita membaca dunia dalam

secarik kertas sejarah.Tapi aku ragu akankah kita

masih dapat tertawa saat kita tahu betapa pedihnya

ramalan masa depan republik kita ?



salam maniez,

R-Dhian



si ucup ribut gara-gara pantatnya bisulan

tukang becak ribu gara-gara tempat duduk pantatnya dibuang

anak sekolah ribut gara-gara di kelas ada pantat yang kentut

anak jalanan ribut gara-gara pantatnya di sodomi



pejabat ribut gara-gara pantat pingin kursi

kyai ribut gara-gara pantat bergoyang



Woiiii!!!

pantat siapa nih yang ketinggalan?



tanpa salam

Qizink