Thursday, May 1, 2003

BAHASA Bapa Adam dan Bunda Hawa



BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa

apa, wahai puisi? Tak kan kujawab engkau, katanya.



SEBAB mereka bicara dalam bahasa hati yang sungguh

peka, memaknai setiap sakit setiap ingin setiap rasa

setiap benda. Lalu menandainya dalam ucap dalam

ingat dalam suara. Saat itulah tercipta kata. Kata yang

terucap hati yang tertangkap hati yang dimengerti hati.

Ya punca semua kata adalah hati. Lalu alam membuka

diri lalu alam minta dipelajari.



BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa

apa, wahai puisi? Tak kan mengerti engkau, katanya.



SEBAB mereka bicara dengan bahasa rasa. Dan apa

perlunya kata jika ia hanya mewujudkan itu dan ini,

padahal hati masih dekat dengan mata, tak perlu

perantaraan kata. Ketika Adam melihat langit, mata

Hawa menemukan langit yang sama. Ketika Adam

menapak bumi, kaki Hawa memijak tanah yang sama.

Ketika Hawa merasakan dingin malam, tubuh Adam

menginderai dingin yang sama. Itulah bahasa pertama.

Bahasa yang kini kita kehilangannya. Bahasa yang tak

memerlukan kamus kosa kata.



BAPA Adam dan Bunda Hawa bicara dalam bahasa

apa, wahai puisi? Baiklah dijawabnya saja engkau:

Mereka bicara dalam Bahasa Adam dan Hawa.



Apr 2003