Thursday, October 9, 2008

Rita dan Bedil Menganga




Sajak Mahmud Darwis

Antara Rita dan ini mata
ada bedil menganga
dan siapa jua yang tahu Rita
bertakluk-lututlah ia
dan hanyutlah ia terbawa
pada pukau warna sepasang mata-madunya
Dan aku sudah mengecupnya,
mengecup Rita, pada kerawanan-mudanya
Dan tak bisa kulupa gaya padaku mendekat langkahnya
Dan getar tanganku menggenggam di kepang rambutnya
Dan aku menyimpan kenang pada Rita
seperti burung pipit mengingat peta terbangnya
Ah, Rita
Antara kita ada sejuta pipit, ada sejuta citra
dan berbagai janji kencan
yang dihujani peluru
dari satu bedil menganga

Namamu, Rita, adalah pesta di lagu mulutku
Tubuhmu, Rita, adalah pengantin di arus darahku
Dan aku tersesat pada Rita, dua tahun lamanya
Dan dua tahun lamanya dia rebah di peluk-lenganku
Dan kami bikin janji-janji
atas nama gelas piala terindah di dunia
Dan kami terbakar anggur di sepasang bibir
: bibirku dan bibirnya
dan kami pun - telan telanjang - bagai lahir dari rahim lagi

Ah, Rita!
Apakah ada selain bedil ini yang bisa memalingkan mataku
dari menatap kamu, kecuali jenak sejenak
atau awan sewarna mata-madumu?
Ada sekali waktu
O, kebisuan debu

Rembulan pagiku beralih ke negeri jauh
ke arah dua mata-madumu
Dan kota mengusir pergi semua penyanyi,
juga Rita

Antara Rita dan ini mata —
ada bedil menganga