Friday, October 10, 2008

[Kelas Puisi] Korespondensi Antarbagian di dalam Sajak

Keterhubungan atau korespondensi antarbagian-bagian bahasa penting disadari, dijaga, dan dibangun oleh pengarang prosa atau puisi, untuk menghasilkan karya yang padu. Pada sajak, korespondensi itu salah satunya adalah berbentuk ulangan susunan baris yang tampak di baris lain dengan tujuan menambah mutu dan kebagusan sajak.



Berasarkan tinjauan pada korespondensi itu, A.W de Groot membedakan prosa dan puisi, dengan tiga pokok perkara:

1. Kesatuan-kesatuan korespondensi prosa yang pokok adalah kesatuan sintaksis; kesatuan korespondensi puisi - bukan kesatuan sintaksis - tetapi kesatuan akustis.
2. Di dalam puisi korespondensi dari corak tertentu, yang terdiri dari kesatuan-kesatuan tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semula sampai akhir. Kesatuan ini disebut baris sajak.
3. Di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.


Kebanyakan tiap baris sajak terdiri dari bagian-bagian yang susunannya serupa. Bagian-bagian itu disebut periodus. Kumpulan sejumlah periodus itu merupakan baris sajak. Dengan kata lain, periodus adalah pembentuk baris sajak menurut sistem, sedangkan periodisitas itu adalah sistem susunan bagian baris sajak.

Penjelasan di atas dapat kita baca dalam buku "Pengkajian Puisi" Rachmat Djoko Pradopo (1987), yang ia rujuk dari penjelasan Slametmulyana (1956).

Contoh yang amat mudah untuk melacak jejak periodus, dan memahami apa itu periodisitas ada pada bentuk sajak-sajak lama.

Bukan beta / bijak berperi
pandai menggubah / madahan syair
Bukan beta / budak negeri
mesti menurut / undangan mair.


Begitulah seterusnya, sajak Roestam Effendi berjudul "Bukan Beta Bijak Berperi" itu bisa dibedah berdasarkan periodus-periodus seperti itu. Sebaris terdiri atas dua periodus. Jadi demikianlah periodisitas sajak itu: sebaris dua periodus, sebait empat baris.

Korespondensi seluruh bagian sajak dibangun berdasarkan periodisitas tersebut. Pada zaman itu, begitulah standar utama estetika sajak yang indah. Pada sajak bebas, yang banyak ditulis oleh penyair kini, penyair bebas menyusun periodisitas, memain-mainkan periodus.***