Monday, April 14, 2008

[Pencerahan # 22 dari 365] Mati Berkali-kali

"PENYAIR Guru, sudah lama saya tidak baca puisimu di surat kabar. Kamu masih menulis puisi?"

"Pertanyaanmu membingungkan. Apa hubungannya antara: kamu baca puisiku, puisiku di surat kabar, dan saya menulis puisi atau tidak? Kamu masih bisa membaca puisi tidak di surat kabar kan? Kamu masih bisa membaca puisiku yang lama kan?"

"Ya, tapi dulu puisimu sering dimuat, kan? Saya menunggu sajak barumu"

"Ya. Lalu kenapa kalau sekarang jarang atau tidak pernah dimuat lagi? Chairil juga tidak menulis puisi lagi, bukan? Saya masih membaca Chairil."

"Oh, berarti Anda sudah mati seperti Chairil?"

"Ya. Saya sudah mati berkali-kali. Saya sebagai penyair, membunuh diri saya yang lama lalu bersusah berpayah melahirkan saya penyair yang baru. Sudah pernahkah kamu mati sebagai penyair?"

"Ah, maaf guru, rasanya belum lahir saya penyair itu....."