MAUKAH kau mendengar sepotong cerita
         tentang gadis budak yang kecantikannya
         niscaya menimbulkan birahi di dalam hati? 
         MAKA bagaimana tjakepnja Rossinna dalem pakaean boedak 
itoe, tiada perloe di tjeritaken lagi, dan tjoekoeplah kaloe di bilang bahoewa
siapa djoega, toea dan moeda, miskin dan kaja, jang melihat Rossinna,
nistjaja timboel birahi di dalem hatinja. 
         MAUKAH kau menyimak sepenggal cerita
         tentang bibir tipis yang memerah karena
         makan sirih, merah seperti biji delima?
         APA lagi kaloe Rossinna, soeda makan sirih. Bibirnja jang tipis
djadi seperti bidji delima warnanja dan bikin moekanja terlebi bertjahaja lagi. 
Soenggoeh djarang sekali antara bangsanya sendiri ada jang begitoe 
cantik dan begitoe elok seperti Rossinna. 
         MAUKAH kau membaca sekerat cerita
         tentang hidung, alis dan kulit yang membangkitkan
         duga dan perkara? 
         MAKA  kaloe di pandang, idoengnja mantjoeng, alisnja kereng 
dan koelitnja bening, betoel banjak tiada, tetapi sedikitpoen tentoe bole 
didoega. Rossinna ini ada toeroenannja orang koelit poetih. Siapakan 
taoe itoe perkara!
 
         MAUKAH  kau melengkapkan potongan cerita itu?
         Maukah kau menyatukan penggalan cerita itu?
         Maukah kau merekatkan keratan cerita itu?
         Maukah kau bila nanti kita bertemu lagi 
                                      maka kau akan bertanya padaku,
         "Maukah kau mendengar petikan ceritaku?"
 
         IAITOE swatoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda
kedjadian ... Tjerita yang baik di boeat toeladan pada sekalian orang
jang berhati kedjem. 
 
* Teks miring dikutip dari "Tjerita Rossinna" oleh F.D.J.  Pangemanann dalam buku "Tempo Doeloe", Antologi Sastra Pra-Indonesia, dikumpulkan oleh Pramoedya Ananta Toer, Lentera Dipantara, Cet. 2, 2003. Bagian awal cerita itu disadur oleh pengarangnya dari H.F.R Kommer, dicetak di percetakan Bataviasche Snelpersdrukkeij Kho Tjeng Bie & Co, Pantjoran Batavia (Java), 1910.