Friday, July 27, 2007

Swatoe Tjerita Jang Amat Bagoes dan Betoel Seoda Kedjadian

        MAUKAH kau mendengar sepotong cerita
        tentang gadis budak yang kecantikannya
        niscaya menimbulkan birahi di dalam hati?

        MAKA bagaimana tjakepnja Rossinna dalem pakaean boedak
itoe, tiada perloe di tjeritaken lagi, dan tjoekoeplah kaloe di bilang bahoewa
siapa djoega, toea dan moeda, miskin dan kaja, jang melihat Rossinna,
nistjaja timboel birahi di dalem hatinja.


        MAUKAH kau menyimak sepenggal cerita
        tentang bibir tipis yang memerah karena
        makan sirih, merah seperti biji delima?

        APA lagi kaloe Rossinna, soeda makan sirih. Bibirnja jang tipis
djadi seperti bidji delima warnanja dan bikin moekanja terlebi bertjahaja lagi.
Soenggoeh djarang sekali antara bangsanya sendiri ada jang begitoe
cantik dan begitoe elok seperti Rossinna.


        MAUKAH kau membaca sekerat cerita
        tentang hidung, alis dan kulit yang membangkitkan
        duga dan perkara?

        MAKA kaloe di pandang, idoengnja mantjoeng, alisnja kereng
dan koelitnja bening, betoel banjak tiada, tetapi sedikitpoen tentoe bole
didoega. Rossinna ini ada toeroenannja orang koelit poetih. Siapakan
taoe itoe perkara!


        MAUKAH kau melengkapkan potongan cerita itu?
        Maukah kau menyatukan penggalan cerita itu?
        Maukah kau merekatkan keratan cerita itu?
        Maukah kau bila nanti kita bertemu lagi
                        maka kau akan bertanya padaku,
        "Maukah kau mendengar petikan ceritaku?"

        IAITOE swatoe tjerita jang amat bagoes dan betoel soeda
kedjadian ... Tjerita yang baik di boeat toeladan pada sekalian orang
jang berhati kedjem.


* Teks miring dikutip dari "Tjerita Rossinna" oleh F.D.J. Pangemanann dalam buku "Tempo Doeloe", Antologi Sastra Pra-Indonesia, dikumpulkan oleh Pramoedya Ananta Toer, Lentera Dipantara, Cet. 2, 2003. Bagian awal cerita itu disadur oleh pengarangnya dari H.F.R Kommer, dicetak di percetakan Bataviasche Snelpersdrukkeij Kho Tjeng Bie & Co, Pantjoran Batavia (Java), 1910.