Sunday, December 18, 2005

Jalan Memintas

Sajak Octavio Paz

lembaran hari aku sibakkan,
apa yang kusebut aku tuliskan
dengan gerak bulu-bulu matamu.

aku masuki engkau,
gelap yang sesungguhnya.
aku inginkan gelap yang membuktikan,
aku ingin meneguk hitam anggur:
dan renggut mataku lalu hancurkan.

Setetes malam
jatuh di puting dadamu:
misteri bunga anyelir.

Maka kupejamkan mata
lalu kubuka di dalam matamu.

Selalu saja terjaga
di ranjang pualam merah:
lidahmu yang basah bergetah.

Ada air berpancuran
di kebun buluh nadimu.

Dengan topeng darah
kupintasi kosong benakmu:
amnesia menuntunku
ke sisi lain kehidupan.