Thursday, March 6, 2003

SAJAK OMBAK, SAJAK PASIR, SAJAK ANGIN









Note: Ibnu di Pontianak terima kasih atas puisinya yang inspiratif. Untuk Nanang di Jakarta terima kasih juga atas permainan yang mengasyikkan ini. Untuk pasir, ombak dan angin serta Tuhan yang memberi daya imajinasi: TERIMA KASIH----HA



/Kepada Ombak Kepada Angin/

Hasan aspahani





kata pasir kepada ombak, cemburu bukannya aku tak hendak

bukankah engkau yang mengantar pesan dalam botol retak?

kita pun bersama menebak-nebak siapa yang datang kelak...





kata pasir kepada angin, iri hati bukannya aku tak ingin

bukankah engkau yang menghapus seluruh jejak jejak kemarin

lalu membiarkan aku tertawan di bawah matahari yang lain...







/Tapi Aku Cemburu/

Nanang Suryadi



tapi ia membangun rumah menulis namanya di tubuhku, kata pasir

tapi aku cemburu, kata ombak



ya ya aku juga benci dia, kata angin badai ikut menyela

lalu dirobohkannya rumah pasir dengan deru anginnya



di atas pasir dicoretkan kembali namamu

di atas pantai dibangun kembali istana pasir mimpimu



walau berulang ombak dan angin

bersekutu menghapus dan meruntuhkan



rindu dan cinta itu tetap untukmu







/Akulah Pasir/

Hasan Aspahani



akulah pasir, akulah bunga yang dipetik ombak

dari karang lalu kubentang pantai butir demi butir



akulah pantai, akulah dada yang dituju rindu ombak

yang datang dengan lelah marah lalu takluk peluk demi peluk







/Lekas Catat Namaku/

Nanang Suryadi



"lekas catat namaku, sebelum ombak menghapusnya, karena cemburu"



di pasir yang basah di fajar yang rekah kau tulis nama

sebelum ombak menghapusnya, karena cemburu







/Bunga Pasir/

Ibnu HS



jika kau kembali

entah suatu

ketika nanti

bawakan sekeranjang

bunga pasir

dari pantai tempat

dulu kita simpan

kesetiaan

di karang-karang



juga nama

-nama yang

barangkali

tak sempat dihapus

gelombang

karena selalu saja

ada yang tersisa

sebelum

menjadi sia

-sia

.